Kamis, 26 April 2012

Sabar-Menunggu-Sabar

Sepertinya kita harus bersyukur ketika kita ditakdirkan harus menunggu seseorang yang datang terlambat ketika janjian, karena ketika itu, kita berlatih untuk sabar menunggu.

Kehidupan ini perlu dijalani dengan kesabaran: tingkat standar maupun tingkat tinggi. Salah satu hal dalam kehidupan yang perlu kesabaran adalah ketika menunggu, menanti, dan sebagainya.

Coba ingat, ketika kita mau melaksanakan ujian nasional, meskipun dag dig dug jantung kita tapi kita ingin ujian nasional segera tiba dan kita segera melewatinya. namun, kita harus sabar menantikannya dengan sabar berlatih dan belajar untuk mempersiapkannya agar sukses ujian nasionalnya. lalu, setelah ujian nasional kita lalui, sehari dua hari, tiga hari, selesai sudah, kita dag dig dug lagi meski sedikit karena penasaran apakah nilai untuk semua mata pelajaran yang diujiankan memenuhi syarat lulus, ataukah jawaban kita tidak terbaca komputer dengan baik sehingga nilai kita jelek atau kosong? saat itulah kita pun harus sabar menunggu lagi tanggal pengumuman nilai ujian nasional.

Setelah hal ujian nasional kita lewati, kita begitu bersemangat empat lima untuk daftar ke PT favorit kita. Namun, kita harus sabar menunggu pembukaan pendaftaran dan juga menunggu dokumen-dokumen yang diperlukan diterbitkan sekolah.

Setelah kita menjadi mahasiswa tingkat akhir dan sedang menyusun skripsi, kita pun harus senantiasa sabar menunggu dosen datang di jadwal bimbingan atau mengantri giliran bimbingan. kita pun harus sabar menunggu ACC dari dosen pembimbing kita agar bisa sidang. Pada hari sidang pun harus sabar menunggu giliran, lalu sabar menunggu hasil sidang. setelah sidang dilalui harus sabar menunggu hari wisuda, lalu sabar menunggu legalisir ijazah, dan sebagainya.

Setelah lulus dari PT, kira harus sabar menunggu panggilan kerja dari tempat yang kita lamar. 

Ketika telah mendapat kerja, dan usia kita semakin matang untuk menikah, kita pun harus sabar menanti jodoh dihadapkan. ketika itu pun, harus sabar menanti keputusan. benarkah masing-masing sepakat untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama. dan seterusnya. 
Oleh karena itu, ketika ada masa atau kesempatan dimana kita harus bersabar, tidak ada hal lain yang perlu dilakukan kecuali ya bersabarlah. Lama-lama, kita pun akan terbiasa dalam bersabar.

Allah berfirman, "Wahai orang-orang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (Quran Surat Al-Baqarah: 153)





Rabu, 25 April 2012

penjambretan mobil

Pada suatu sore, kira-kira pukul 6 kurang 10 menit, saya pulang dari tempat saya mengajar dengan mengendarai motor. Saya melaju dengan santai melewati jalan baros menuju bundaran simpang jalan mahar martanegara. Saking santainya, saya sambil melihat-lihat sekitar kanan dan kiri saya. Saya melihat di sebelah kiri saya seorang pria keluar dari mobil menuju bagasinya tanpa menutup pintu mobil (bagian setir). Hitungan detik saya melihat dua orang menghampiri pria pengendara mobil itu dan membawanya paksa ke dalam mobil. Satu dari dua orang tadi masuk dan menyetir mobil lalu mengendarainya segera dengan cepat. Wah, pria tadi diculik! mobilnya diambil!.
Sayapun segera melaju dengan kencang mengikuti mobil tersebut. Terpikir oleh saya untuk menelpon polisi tapi saya ingat HP saya mati karena habis baterai. daripada saya berhenti untuk menelpon polisi, saya pikir lebih baik saya ikuti mobil tersebut sampai saya yakin kemana mereka pergi. Sayapun mengikuti mobil itu sampai mobil itu masuk tol Baros. Karena saya mengendarai motor jadi saya tidak bisa ikut masuk juga. Saya pun lalu menghampiri petugas tol yang bisa saya jangkau.
"Pak, cepat hubungi petugas patroli, mobil D 074 DE dicuri dan yang punyanya diculik!" kata saya.
Petugas itu hanya melongo, percaya tidak percaya.
lalu saya berkata lagi, "Cepat Pak! Ini beneran, saya lihat tadi!"
Petugas itupun langsung meraih HT di sakunya, dan menghubungi petugas patroli. Beberapa saat kemudian nampak oleh kami, kendaraan patroli. Petugas tadi mengajak saya untuk ikut serta. Tentu saja saya harus ikut, kan saya yang lihat.
Saya dan dua orang petugaspun melaju kencang dengan kendaraan patroli. Saya meminta petugas yang menyetir untuk menambah kecepatan karena mobil yang dicuri tadi sudah dari tadi masuk tol. Petugaspun mempercepat kendaraan hingga 100km/jam tapi mobil curian itu belum bisa saya temukan hingga setelah beberapa kilometer, saya melihat mobil tersebut di tepian tol.
"Berhenti, Pak! itu mobilnya!" kata saya. kendaraanpun langsung berhenti sampai kami bertiga dalam kendaraan hampir terbanting ke depan.
Lalu kami bertiga turun dan menghampiri mobil curian. ternyata dua orang pencuri tadi sedang berjalan dari arah semak-semak dan ketika melihat kami, mereka langsung terbirit masuk mobil dan pergi.
"Pak, pemiliknya dibuang di sana kayaknya," kata saya pada salah satu petugas. "Bapak, ayo kita kejar!" kata saya pada petugas yang lain sambil berlari menuju mobil.
Saking terburu-buru, saya langsung naik di jok supir. jadi sayalah yang menyetir kendaraan patroli.
"Neng, bisa nyetir?" tanya petugas yang di sebelah saya.
"Tenang Pak, saya bisa! saya sudah punya sim!" jawab saya sambil mengganti gigi ke lebih tinggi kecepatannya.
Saya terus menekan gas, menambah kecepatan sampai saya bisa mengejar mobil curian.Saya melihat mobil itu menuju tol Padalarang
"Pak, hubungi polisi atau petugas di tol padalarang biar mereka mencegah!" kata saya.
"Oh iya neng."
Petugas itu pun langsung meraih radio di mobil untuk menghubungi petugas di tol padalarang.
Sama seperti yang saya duga, meskipun mobil curian telah dihalangi petugas di pintu tol, mereka tetap menerobos keluar. Sayapun mengejar. Syukur, pikir saya, karena setelah pintu tol ada lampu merah. Eh, tapi mobil itu menerobos lagi. Tenang, daerah sini kan macet, mereka tak bisa kabur. Eh, tapi tumben jalanan begitu lancar. Sayapun tetap mencoba untuk mengejar dan saya mencoba untuk menyalib agar mereka berhenti hingga akhirnya itu bisa saya lakukan di daerah cipatat yang sepi.
Nah, kalo sudah begini bagaimana pikir saya. Mereka dua orang laki-laki sementara kami seorang lelaki tua dan seorang wanita muda (saya). Tapi show must go on!
Para pencuri itu keluar, saya lihat mereka tidak membawa senjata. Mereka pencuri dadakan sih!
Syukur, petugas tol bawa pentungan, lumayan.
Ini saatnya kami double duel...